Tema: Air
PONDASI APUNG, SOLUSI
MODERN DI TENGAH KEBUTUHAN AKAN DARATAN
Leder
nadeel heb z’n voordeel ‘setiap
kekurangan mempunyai kelebihan’
Belanda dan air adalah dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Secara geografis, Belanda merupakan Negara dengan dataran rendah yang
kira-kira 20% wilayahnya dan 21% populasinya berada dibawah permukaan laut, dan
50% tanahnya berada kurang dari satu meter di atas permukaan laut. Daratan di
Belanda diperoleh dengan cara mereklamasi tanah dan menahan aliran air dari
Laut Utara dengan membangun tanggul, pompa, dan sistem drainase. Selama
berabad-abad, Negara ini terus-menerus memompa air keluar untuk menjaga 3.500
daratan rendah atau area lahannya tetap kering. adanya tanggul membantu Negara
ini dari datangnya banjir dan mempertahankan tanah tetap berada diatas air.
Tetapi solusi ini juga bukan tanpa resiko
karena pemompaan harus dilakukan secara terus menerus, jika dihentikan maka
suatu waktu air tersebut akan kembali lagi mengenangi daratan. Di satu sisi, adanya
perubahan iklim di dunia menyebabkan peningkatan curah hujan dan kenaikan permukaan
laut yang menyebabkan terancamnya dataran rendah. Sementara untuk membangun
sebuah perkotaan dibutukan wilayah daratan yang lebih banyak, contohnya untuk membuat
perumahan, jalanan, dan lain-lain. Karena itu, diperlukan solusi untuk
menciptakan lahan dimana manusia tetap bisa membangun kota tanpa harus khawatir
dengan kurangnya lahan didarat dan serangan air yang setiap saat bisa terjadi
serta kekhawatiran akan merusak kelestarian alam.
Koen Olthuis, seorang arsitek dari Belanda yang
memfokuskan karya-karyanya untuk mengembangkan arsitektur berbasis air yang
menempatkan rumah, bangunan, dan struktur lain di atas air dengan memakai
pondasi terapung. Pondasi ini menggunakan struktur yang bisa mengambang di atas
permukaan air seperti stereofoam untuk menopang bangunan agar tidak tenggelam
sekalipun terjadi banjir. Berawal dari keinginan untuk melindungi daratan rendah
di Belanda dari serangan permukaan laut yang semakin tinggi, banjir serta
pertumbuhan populasi manusia maka muncullah ide untuk membangun diatas air.
Koen Olthuis merubah prinsip Belanda dari berjuang melawan air menjadi tinggal
dengan air.
Salah satu proyek yang telah dibangun oleh
Koen Olthuis adalah proyek The Citadel, yang merupakan kompleks apartemen
mengambang pertama di dunia. Proyek ini direncanakan sebagai bagian dari proyek
“New Water” di Naaldwijk, Belanda. New Water sendiri adalah proyek pada lahan
seluas 70 hektar yang akan menjadi standar bagi pengembangan manajemen air di
Belanda dan direncanakan akan mampu menampung 1200 rumah, saran rekreasi dan
zona ekologis .The Citadel direncanakan memiliki 60 apartemen yang dirancang
untuk mengapung di atas air dengan kedalaman 6 kaki (sekitar 1,8 meter) dan
akan ditingkatkan menjadi kedalaman 12 kaki (3,6 meter). Untuk menghubungkannya
kedaratan, hunian ini akan dilengkapi dengan jembatan terapung.
Bentuk desain apartemen mengambang di Belanda (Sumber : http://properti.kompas.com)
Masjid terapung di Den Haag, Belanda (http://www.waterstudio.nl)
Selain apartemen dan mesjid, rupanya
waterstudio juga telah merencanakan pembangunan kompleks perumahan Watervillas
yang telah dimulai sejak 2008. Sejauh ini, dampak terbesar dari pembangunan
hunian terapung karya Koen Olthuis terdapat di Holland. Koen Olthuis telah
merampungkan pembangunan watervillas di Holland yang mana lebih dari 50%
daerahnya berada dibawah permukaan laut.
Salah satu water villa di westland, Holland, the netherland (sumber : http://inhabitat.com)
Koen Olthuis dan perusahaannya WaterStudio
merancang sebuah lapangan golf mengambang di Maldives dengan memanfaatkan keindahan alam dan kecanggihan teknologi yang
ramah lingkungan. Lapangan golf ini merupakan salah satu dari seri pulau
mengambang terbesar didunia yang dibangun pemerintah untuk menggantikan pulau
yang tenggelam. Seri pulau ini akan dihubungkan dengan terowongan bawah laut
yang transparan. Pembangunannya sendiri akan dilakukan di Timur Tengah atau
India untuk mengurangi anggaran, kemudian akan diderek ke Maldives, hal in
bertujuan untuk menjaga alam Maldives agar tidak rusak. Adapun rencana
pembangunan dilakukan di akhir 2012 dan selesai di akhir 2013 serta akan resmi
di buka pada 2015.
Rancangan lapangan golf terapung di Maldives (sumber : http://qz.com)
Floating Platform for slums small (sumber: http://www.waterstudio.nl)
Water sanitation for slums small (sumber : http://www.waterstudio.nl)
Pengaplikasian system pondasi apung ini
bukan hanya bertujuan untuk mengatasi perubahan iklim dan kepadatan penduduk.
Tetapi hasilnya juga bisa membantu masyarakat, dari segi social dan ekonomi serta
dapat menjaga keindahan alam sekaligus sebagai objek pariwisata. Solusinya ini
tentunya lebih ramah lingkungan, fleksibel, inovatif, modern serta sangan
usable. Kita berharap kedepannya konsep ini akan bisa diterapkan di Indonesia
terutama di daerah ibukota Jakarta yang sangat padat penduduk dan sering
banjir.
Referensi:
http://suprememastertv.com/bbs/board.php?bo_table=featured&wr_id=823
http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda
http://suprememastertv.com/bbs/board.php?bo_table=featured&wr_id=823
http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda
http://www.waterstudio.nl/archive/777
http://qz.com/117913/meet-the-architect-whos-designing-floating-islands-from-schools-in-slums-to-14m-villas-in-the-maldives/
http://qz.com/117913/meet-the-architect-whos-designing-floating-islands-from-schools-in-slums-to-14m-villas-in-the-maldives/
http://inhabitat.com/waterstudio-nl-unveils-daylit-waterfront-family-home-in-the-netherlands/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar